Teori-Teori Belajar
Oleh : Lutfi A.S
Oleh : Lutfi A.S
Ada beberapa teori belajar yang dipandang penting untuk diketahui dan dipraktikkan oleh insan-insan pendidikan, yaitu sebagai berikut.
a. Teori Discovery Learning.
Teori ini diperkenalkan oleh Jerome Bruner yang isinya mengatakan bahwa peranan guru harus menciptakan situasi yang mengarahkan siswa dapat belajar sendiri, daripada memberikan suatu paket yang berisi informasi dan pelajaran kepada siswa. Lebih jauh Bruner mengatakan bahwa siswa harus belajar melalui kegiatan mereka sendiri dengan memasukkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, yang dalam hal ini mereka harus didorong untuk mempunyai pengalaman, melakukan eksperimen-eksperimen, dan membiarkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip bagi mereka sendiri. Belajar menemukan sesuatu banyak manfaatnya dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan mata pelajaran.
b. Teori Reception Learning.
Teori ini dikemukakan oleh David Ausabel yang isinya mengatakan bahwa faktor yang paling penting dalam mempengaruhi belajar adalah apa yang diketahui oleh siswa. Dalam hal ini, guru harus menyusun situasi belajar, memilih materi-materi yang tepat untuk siswa, kemudian menyampaikannya dalam bentuk pengajaran yang terorganisasi dengan baik, mulai dari yang umum sampai ke hal-hal yang lebih terperinci. Inti pendekatan Ausabel adalah apa yang disebut expository teaching, yaitu pengajaran yang sistematis dengan penyampaian informasi yang bermakna. Dua teori ini mempunyai beberapa pokok atau motif yang sama. Pertama, keduanya menganjurkan siswa agar aktif terlibat dalam proses belajar. Kedua, Ditekankan cara membawa pengetahuan siswa yang telah ada sebelumnya untuk digabungkan dengan pelajaran baru. Ketiga, keduanya mengasumsikan bahwa pengetahuan, suatu saat, secara perlahan-lahan dan terus-menerus akan berubah di dalam pikiran siswa (Djiwandono, 2002).
c. Teori The Disire to Learn.
Teori ini disampaikan oleh Rogers yang intinya mengatakan bahwa manusia mempunyai keinginan untuk belajar. Keinginan ini dapat mudah dilihat dengan memperhatikan keingintahuan yang sangat dari seorang anak ketika ia menjelajahi lingkungannya. Di dalam kelas, anak diberi kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka, untuk mengikuti minat mereka yang tidak boleh dihalangi, untuk menemukan diri mereka sendiri, dan apa yang berarti tentang dunia yang mengelilingi mereka.
d. Teori Significant Learning.
Teori ini juga dikemukakan oleh Rogers yang intinya mengatakan bahwa belajar secara signifikan terjadi ketika belajar dirasakan relevan terhadap kebutuhan dan tujuan siswa. Meminjam teori tingkah laku dari Arthur Combs, Rogers mengatakan bahwa jika siswa belajar dengan baik dan cepat, maka siswa itu telah belajar secara signifikan.
e. Teori Learning without Threat (Belajar tanpa Ancaman dari Rogers).
Teori ini mengatakan bahwa belajar yang paling baik adalah memperoleh dan menguasai suatu lingkungan yang bebas dari ancaman. Proses belajar dipertinggi ketika siswa dapat menguji kemampuan mereka, mencoba pengalaman baru, bahkan membuat kesalahan tanpa mengalami sakit hati karena kritik dan celaan.
f. Teori Self-initiated Learning (Belajar atas inisiatif sendiri).
Teori ini menyatakan bahwa belajar akan sangat signifikan dan lebih meresap ketika belajar itu atas inisiatif sendiri, dan ketika belajar melibatkan perasaan dan pikiran si siswa itu sendiri. Dengan memilih pengarahan dari orang yang belajar sendiri, akan memotivasi tinggi dan kesempatan kepada siswa untuk belajar bagaimana belajar. Belajar atas inisiatif sendiri dengan memusatkan perhatian siswa pada program belajar, hasilnya akan amat baik.
g. Teori Learing dan Change (Belajar dan berubah dari Rogers).
Teori ini mengatakan bahwa belajar yang paling bermanfaat belajar tentang proses belajar. Rogers mencatat bahwa siswa pada masa lalu belajar satu set fakta ilmu statistik dan ide-ide yang dirasakan dunia lambat berubah. Sekarang perubahan adalah fakta hidup. Ilmu pengetahuan berada dalam keadaan yang terus berubah secara konstan. Apa yang dibutuhkan sekarang, menurut Rogers, adalah individu yang mampu belajar dalam lingkungan yang selalu berubah (Djiwandono, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2003. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Grasindo,
Jakarta.
Maarif, Ahmad Syafii (Ed.). 1999. Pendidikan dalam Perspektif Al-
Quran. LPPI, Yogyakarta.
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. PSAPM,
Surabaya.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Bigraf Publishing,
Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar